Audio Signal Processor
Ada dua pendapat berbeda mengenai arti dari audio signal
processor :
1.Audio signal processor adalah semua perangkat audio yang
dalam signal chain berada di antara sumber suara (source) dan pendengar
(listener).
2.Audio signal processor adalah semua perangkat audio yang
dalam signal chain berada di antara input transducer (microphone) dan output
transducer (loudspeaker) dan sifatnya hanya memproses signal tanpa mengubah bentuk
energi nya.
Untuk tujuan penulisan ini, maka dalam artikel artikel yang
saya tulis, audio signal processor di anggap sebagai semua perangkat audio yang
dalam signal chain berada di antara input transducer (microphone) & output
transducer (loudspeaker) dan sifatnya hanya memproses signal tanpa mengubah
bentuk energi nya.
Pada artikel pengenalan sistem pengeras suara saya sudah
menuliskan peralatan peralatan yang berada dalam kategori audio signal
processor, yaitu :
1.Mixer
2.Equalizer
3.Dynamic Processor
4.Power Amplifier
Mixer
Dalam signal chain, urutan dan konektivitas mixer berada
setelah microphone atau instrumen musik atau D.I Box atau media rekam, yang
menghasilkan signal elektrik.Selanjutnya secara garis besar kita akan menyebut
semua peralatan tersebut sebagai “Program Source”.
Program source adalah peralatan peralatan yang menghasilkan
signal elektrik yang akan di keraskan atau di reproduksi oleh sound system.
Mixer atau Mixing Console atau Sound Board atau Mixing Desk
adalah peralatan audio yang berfungsi untuk mengkoneksikan, mengontrol dan
mengkombinasikan (mixing) program source yang kemudian di kirim ke jalur output
tertentu.
Secara garis besar ,area pada mixer di bagi menjadi tiga :
1.Channel INPUT Strip
2.Master OUTPUT Control
3.Level METER
1.Channel Input Strip
Channel input strip berfungsi sebagai koneksi & kontrol
,untuk meng kombinasikan dan mengirim program source ke jalur output tertentu.
Channel input strip terdiri dari beberapa bagian :
a.Konektor Input
berfungsi untuk mengkoneksikan signal dari program source.Umumnya
ada dua jenis input konektor yaitu Mic Input dan Line Input
b.Insert Point
adalah koneksi untuk menambah outboard signal processor pada
channel input strip
c.Direct Out
koneksi output yang berfungsi untuk mengirim signal dari
channel input strip secara langsung , umumnya hanya di pengaruhi oleh Gain
d.Phantom Power
Tombol phantom power biasanya memiliki symbol +48V,
berfungsi untuk men supply arus DC untuk microphone condenser.
d.Gain
untuk menguatkan voltase signal dari program source.
e.Polarity
Untuk membalik polaritas.
f.Pad
Untuk melemahkan voltase signal dari program source
g.HPF (High Pass Filter)
Jenis Equalizer yang hanya memfilter frequency yang lebih
rendah dari titik filter frequency yang di tentukan
h.EQ
Umumnya pada channel input strip terdapat beberapa jenis
Equalizer, yaitu shelving ,sweep, & parametric EQ.
Untuk keterangan lebih lanjut bisa di lihat pada artikel
Equalizer
i.Auxiliary Send
berfungsi untuk mengirim signal dari channel strip ke output
auxiliary.
Ada dua jenis aux send, yaitu Pre Fader dan Post Fader
-Pre Fader : Tidak di pengaruhi oleh fader, umumnya di
pengaruhi oleh Gain, HPF, & EQ
-Post Fader : di pengaruhi oleh fader,termasuk Gain, HPF,
& EQ
Pada beberapa mixer ada fitur yang bisa memilih posisi pre
& post
j.Pan Pot (Panoramic Potentiometer)
berfungsi untuk mengontrol “image”
k.Solo
Fungsi utama tombol solo adalah memonitor signal pada
channel strip, dengan menekan tombol solo berarti sama dengan me mute semua
channel pada output tertentu.Ada tiga jenis solo:
-PFL (Pre Fader Listening) ,fungsinya adalah mengirim signal
input langsung ke headphone output tanpa di pengaruhi fader dan pan, tetapi di
pengaruhi oleh oleh gain, hpf, & eq.
-AFL (After Fader Listening) ,fungsinya adalah mengirim
signal input langsung ke headphone output.AFL di pengaruhi oleh gain, hpf, eq,
fader, & mute.
-SIP (Solo In Place), fungsinya adalah mengirim signal input
langsung ke Main Output & Headphone Output, di pengaruhi oleh semua proses
pada channel strip termasuk Pan.
l.Input Fader
berfungsi untuk mengkombinasikan (mixing) program source
m.Group
Tombol group berfungsi untuk mengelompok kan signal input
n.Mute
Tombol yang berfungsi untuk memutus signal pada channel
input strip terhadap jalur output tertentu.Direct Out umumnya tidak di
pengaruhi oleh mute.
2.Master Output
Control
Berfungsi untuk mengontrol signal yang di terima dari
Channel Input Strip dan sebagai koneksi output untuk mengirim signal ke
peralatan berikutnya di dalam signal chain.
a.Main atau Master Output
Berfungsi untuk mengontrol signal yang di kirim dari channel
input strip terhadap koneksi jalur output yang paling utama, yang di tujukan
untuk di koneksikan ke “Main” speaker.Sering di sebut sebagai Master Fader.
b.Auxiliary Output
Berfungsi untuk mengontrol signal yang di kirim dari aux
send channel input strip terhadap koneksi jalur output tambahan, yang umunya di
gunakan untuk speaker monitor di panggung dan jalur pengirim signal ke effect
c.Sub Group & Output
Berfungsi untuk mengelompokkan channel input strip &
mengontrol output nya, yang umum nya di tujukan ke Main atau Master Output.Dan
atau terhadap koneksi output subgroup itu sendiri.
d.VCA
Fungsinya sama dengan Sub Group, perbedaan nya adalah :
1.VCA tidak memiliki koneksi output
2.VCA secara langsung mengontrol voltage pada masing masing
Channel Fader yang terkoneksi dengan VCA
3.Karena secara langsung mengontrol fader ,VCA bisa
mempengaruhi Aux Send Post Fader
e.Matrix
Di anggap sebagai Aux Send nya Sub Group
f.Insert Point
Pada beberapa mixer terdapat fasilitas insert point pada
Main, Aux, dan Group, yang berfungsi untuk menambah outboard signal processor
pada masing masing Master Output Control.
3.Meter Level
Fungsi utama dari level meter adalah sebagai indikator untuk
memonitor level signal audio yang di proses oleh mixer.
Semua signal audio di dalam electrical domain adalah
Alternating Current (AC) atau arus bolak balik.Dan cara termudah untuk
merepresentasikan & menghitung kuantitas dari AC signal adalah dengan
menggunakan sine wave.Karena magnituda nya bergerak secara teratur &
periodik.
Ada dua cara utk menghitung kuantitas dari
sinewave :
Yang pertama adalah menghitung peak (puncak) signal nya
dan yang kedua adalah dengan menghitung RMS (root mean square) nya.Relasi
antara Peak dengan RMS pada SineWave sangatlah matematis.
Dengan mengetahui kuantitas sebuah signal, maka dengan
mudah kita bisa mengetahui kapasitas dari peralatan audio.
Masalah datang karena audio tidak cuma berurusan dengan
sinewave tapi berbagai macam program material yang kompleks, seperti ; music,
speech, sound fx, dll. Bagaimana kah cara kita mengetahui kuantitas nya?dan
bagaimana relasinya dengan pendengaran kita?
VU meter & Peak meter adalah jawaban nya.
Ya, secara garis besar level meter ada dua : VU meter dan
Peak Programme Meter (PPM)
a.VU meter
VU singkatan dari Volume Unit yang sebelum nya di sebut SVI
(Standart Volume Indicator).
VU meter pertama kali di kembangkan oleh CBS, NBC , &
Bell Labs Laboratories pada tahun 1939.
Pada awalnya VU meter di gunakan pada telephone untuk men
“standarisasi” signal yang di transmisikan melalui telephone dan di gunakan di
broadcast sebagai loudness monitoring agar tiap tiap program yang di siarkan
bisa memiliki loudness yang sama.
Standart reference level yang di gunakan yaitu 0VU = +4dBu =
1.228 V.
VU meter bekerja mendeteksi signal rata rata dengan
“integration time” (waktu yang di butuhkan agar meter bisa bekerja/mendeteksi
dengan sempurna) yaitu 300ms untuk “rise time” & “fall time”.
Artinya meter ini akan mendeteksi level dengan akurat jika
signal memiliki durasi minimum 300ms, dengan kata lain VU meter memiliki slow
response.
Jika signal yang terukur pada VU meter bersifat “fast
transient” ;seperti drums atau perkusi , VU meter tidak akan menunjukan level
dengan akurat.Dan itulah kelemahan dari VU meter.
b.Peak Programme Meter (PPM)
Pada
saat yang sama, saat VU meter banyak di “adopsi” di Amerika, Peak Program Meter
(PPM) justru banyak di favoritkan di Eropa.
Ada banyak jenis PPM, namun
umumya PPM memiliki “integration time” yang lebih cepat di banding VU meter
yaitu (+/- )10ms ,agar dapat lebih akurat untuk mendeteksi signal peak.
Pada awalnya Peak Program
Meter di kembangkan untuk “AM Radio Broadcasting Network” pada tahun 1930an,
secara independen, di Jerman dan Inggris dengan standart yang berbeda.
1.IEC
60268-10 type I PPM
Pada tahun 1936 dan 1937,
German Broadcaster mengembangkan Peak Programme Meter yang kemudian di kenal
dengan sebutan DIN PPM.
DIN PPM memiliki skala -50dB
sampai dengan +5dB dengan integration time 5ms.
Standart Reference Level yang
di gunakan adalah +3dBu = -9dB sebagai Alignment Level dan +6dBu = 0dB =1.55 V
sebagaiPermitted Maximum Level (Level maksimal yang di perbolehkan)
2.IEC 60268-10 type II PPM
Pada tahun 1932 Charles Holt Smith dari BBC Research
Department mengembangkan audio meter pertama kali dan di beri nama Programme
Meter.Yang kemudian di kenal dengan sebutan Smith Meter.
Ini adalah
meter pertama yang menggunakan “marking” berwarna putih dengan background warna
hitam.
Sedangkan Peak Programme
Meter pertama kali di kembangkan oleh C G Mayo yang juga dari BBC Research
Department ,pada tahun 1938.PPM ini mengadopsi Smith Meter, yang membedakan
hanya lah “integration time” nya.Di mana pada PPM yang di kembangkan C.G Mayo
memiliki fast attack & slow response, yaitu 4ms untuk “Rise Time” dan 2s
sampai 3s untuk “Fall Time to drop 26dB”
Type II PPM ini menggunakan
skala dengan angka 1 sampai 7
Standart Reference Level
untuk PPM tipe ini adalah 0dBu = 4 sebagai Alignment Level dan +8dBu = 6
sebagai “Permitted Maximum Level”
3.IEC 60628-10 Type IIb PPM
Karena ada nya perbedaan
standart pada PPM, maka hal tersebut mendorong European Broadcasting Union
untuk membuat PPM dengan standart International, PPM ini kemudian di beri nama
Type IIb PPM karena memiliki kesamaan dengan Type II PPM.
Perbedaan nya adalah skala
yang di gunakan adalah -12dB sampai dengan +12dB ,dengan Standart Reference
Level +9dBu = + 9dB = 2.18V sebagai Permitted Maximum Level dan sebuah marking
bertuliskan “TEST” = 0dBu ,sebagai Aligment Level.
LED (Ligth Emitted Diode) meter adalah level meter yang
banyak di gunakan pada Mixer modern.LED di pilih karena daya tahan dan harga
nya lebih terjangkau.
LED meter bisa saja mengadopsi cara kerja VU meter ,PPM
meter, atau Peak meter.
Standart reference level yang di gunakan juga variatif
karena tiap produk biasanya memiliki standart yang berbeda beda.Contoh :
1.LED pada APB console Spectra Series misal nya, merupakan
VU meter dengan Reference Level 0dB = 0VU = +4dBu = 1.228V
2.LED pada d&R vision series merupakan Peak Meter dengan
“integration time 10ms untuk attack dan 1.5ms untuk release & reference
level 0dB = +10dBu !!!
3.LED pada Mackie Onyx 4Bus series merupakan VU meter ,
reference level 0dB = 0dBu = 0.775V
4.Allen & Heath GL2800 ,LED nya merupakan peak meter,
dengan reference level 0dB = +4dBu (OM ,page 17 & 34).
5.Soundcraft MH 4,menggunakan LED peak meter pada channel
input dengan reference level 0dB = 0dBu & VU meter yang di lengkapi dengan
LED peak meter, dengan reference level 0dB = +4dBu ,pada master meter nya.
VU meter untuk Master Output pada MH4 dapat di kalibrasi
sendiri.
Mengenai perbedaan standart tersebut umumnya di tulis dalam
spec sheet atau owner manual book nya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan mohon maaf jika ada kesalahan.
Terima Kasih
Semoga artikel ini bermanfaat dan mohon maaf jika ada kesalahan.
Terima Kasih
Mantaaaappppp......��
ReplyDelete